Mendorong Seniman Membentuk Peradaban

Erlita Irmania
0

Ketidakpastian adalah tantangan yang sering dihadapi oleh para seniman. Di satu sisi, ketidakpastian ini menjadi bahan bakar untuk menciptakan karya-karya yang luar biasa, tetapi di sisi lain, ia juga menjadi sumber kecemasan finansial yang bisa menghambat kreativitas. Di berbagai belahan dunia, para pekerja kreatif seperti perupa, penulis, pemusik, koreografer, hingga sutradara terus berjuang untuk menyeimbangkan antara hasrat untuk berkarya dan tuntutan kehidupan sehari-hari.

Irlandia memberikan contoh yang menarik dengan melanjutkan skema Basic Income for the Arts (BIA) setelah tiga tahun uji coba. Sebanyak dua ribu pelaku seni menerima 325 euro per minggu atau sekitar Rp5,69 juta. Evaluasi resmi menunjukkan dampak sosial-ekonomi yang signifikan dan peningkatan besar pada kesejahteraan psikologis. Pemerintah Irlandia bahkan menyertakan skema ini dalam penganggaran 2026. Ini menunjukkan bahwa pendapatan dasar yang stabil dapat meningkatkan produktivitas dan kesehatan mental para seniman.

Di Indonesia, model serupa sudah ada, namun dengan fokus yang berbeda. Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan 2017 mengamanatkan dana perwalian kebudayaan. Pemerintah kemudian meluncurkan Dana Abadi Kebudayaan sebesar Rp5 triliun yang dikelola oleh LPDP. Dana ini dikonversi menjadi hibah Dana Indonesiana. Tahun 2025, tersedia sekitar Rp465 miliar. Infrastruktur kelembagaan juga mulai bergerak. Indonesian Heritage Agency beroperasi sebagai BLU museum dan cagar budaya yang mengelola delapan belas museum dan tiga puluh empat situs cagar budaya nasional. Jaringan ini bisa menjadi tulang punggung penyaluran yang dekat dengan komunitas.

Hibah berbasis proyek seperti Dana Indonesiana telah menghidupkan banyak ruang. Namun, pendekatan ini memiliki bias administratif. Seniman yang paling piawai menulis proposal belum tentu yang paling tajam karyanya. Dana produksi mengalir, biaya hidup tetap menggantung. Irlandia melengkapi celah tersebut dengan memberikan uang langsung kepada orang, bukan hanya ke karya. Hasil awal menunjukkan penurunan kecemasan, jam berkarya bertambah, dan belanja praktik meningkat. Pemerintah Irlandia menghitung biaya bersih turun dari 105 juta euro menjadi di bawah 72 juta euro setelah memperhitungkan pajak dan penghematan jaminan sosial. Kebijakan ini bisa menjadi contoh yang baik karena humanis sekaligus fiskal.

Belajar dari Negeri Manca

Model dunia menawarkan variasi pelajaran. Prancis memberi perlindungan bagi pekerja pertunjukan melalui rezim intermittents du spectacle. Intinya, asuransi pengangguran disesuaikan dengan pola kerja episodik. Lembaga Unédic menerbitkan aturan rinci dan angka penerima mencapai ratusan ribu pada 2022 dengan massa upah 2,9 miliar euro. Perdebatan biaya memang rutin, tetapi skema ini terbukti menjaga tenaga kerja kreatif di antara jeda produksi. Indonesia bisa meminjam logika dasarnya. Kehidupan kreatif itu musiman. Desain kebijakan harus menghormati musim.

Jerman menempuh pendekatan struktur sosial melalui Künstlersozialkasse, yang membuat pekerja seni dan penulis memperoleh jaminan sosial setara pekerja bergaji. Iuran pihak pemberi kerja disubsidi melalui pungutan dari pihak yang menikmati jasa seni dan oleh negara. Di Berlin, beasiswa kerja tahunan senilai 16 ribu hingga 24 ribu euro memberi waktu yang menenangkan untuk berkarya tanpa beban pelaporan yang berlebihan. Kombinasi jaminan sosial dan stipend yang cukup lama menjadikan kota itu magnet kreatif. Kebijakan tidak selalu harus berupa pendapatan dasar murni. Bisa berupa jaring yang disusun dari beberapa simpul.

Amerika Serikat memperlihatkan varian berbasis kota dan filantropi. San Francisco meluncurkan pilot tunjangan untuk sekitar 130 seniman senilai US$1.000 dolar per bulan pada 2021, sementara inisiatif YBCA menjalankan demonstrasi 18 bulan untuk 60 seniman. Di Minnesota, Springboard for the Arts memperluas jaminan pendapatan US$500 dolar per bulan hingga lima tahun bagi seratus seniman di Saint Paul dan Otter Tail. Sementara itu Creatives Rebuild New York menilai mayoritas penerima tidak memiliki bantalan finansial sebelum program dan melaporkan perbaikan kesejahteraan setelahnya. Rangkaian ini menunjukkan pola konsisten. Uang tanpa syarat sederhana, dampaknya bertumpuk.

Asia Timur dan Belanda

Asia Timur memberi contoh institusional lain. Korea Selatan memiliki Undang Undang Kesejahteraan Seniman dan sejak 2020 memperluas skema asuransi ketenagakerjaan untuk seniman. Program tingkat provinsi menguji pendapatan peluang bagi seniman dengan besaran tahunan yang moderat. Benang merahnya sama. Negara mengakui profesi seni sebagai kerja dengan risiko pendapatan yang terputus putus sehingga membutuhkan kebijakan yang sesuai siklus.

Belanda menyimpan peringatan historis. Skema Seniman Rupa (Beeldende Kunstenaars Regeling-BKR) yang menukar karya dengan subsidi berjalan puluhan tahun lalu kemudian dihentikan pada 1987. Pelajaran bukan menolak dukungan, melainkan merancang tata kelola dan evaluasi yang mencegah inflasi kuantitas tanpa kualitas. Desain kebijakan harus mendorong praktik, bukan menumpuk barang di gudang pemerintah.

Garis Besar untuk Indonesia

Garis besar untuk Indonesia dapat dimulai dari pilot yang fokus dan terukur. Target dua ribu penerima dari berbagai disiplin serta representasi geografis. Besaran tunjangan tiga hingga empat juta rupiah per bulan. Untuk 2.000 penerima, kebutuhan tahunan berkisar Rp72-96 miliar. Porsi tersebut setara sekitar 15% hingga 21% dari alokasi Dana Indonesiana 2025. Fiskalnya masuk akal, terutama jika pemerintah daerah ikut menambah dana padanan. Skema ini tidak menggantikan hibah proyek. Fungsinya melengkapi. Hibah tetap diperlukan untuk produksi skala besar, tur pameran, atau riset yang mahal. Pendapatan dasar menjaga ritme sehari hari agar praktik tidak berhenti di tengah jalan.

Seleksi perlu berbeda dari hibah proyek. Verifikasi difokuskan pada status dan praktik. Portofolio, riwayat pementasan atau pameran, catatan kerja kolektif, rekomendasi asosiasi profesi yang kredibel. Panel juri independen melibatkan kurator, produser, akademisi, dan pelaku pasar. Keanggotaan komunitas seni tradisi mendapat afirmasi karena nilai komersialnya sering lebih rendah. Validasi lapangan dapat memanfaatkan jaringan Balai Pelestarian Kebudayaan dan jejaring museum BLU. Keunggulan jaringan ini ada pada kedekatan dengan ekosistem lokal.

Akuntabilitas diringankan agar energi kreatif tidak dikuras. Pelaporan keuangan yang rinci disederhanakan menjadi survei dampak berkala. Alat ukur meniru studi Irlandia. Perubahan jam berkarya per minggu. Belanja bahan dan studio. Indikator kesejahteraan mental. Jejak kolaborasi lintas komunitas. Pemerintah memposisikan diri sebagai fasilitator bukan auditor. Tilikan awal di Irlandia menunjukkan penerima menambah investasi bulanan dalam praktik dan lebih jarang mengalami depresi atau kecemasan dibanding kelompok kontrol. Instrumen seperti ini dapat diadopsi untuk konteks lokal.

Desain kebijakan perlu memasukkan fungsi kemudahan kerja. Pendaftaran daring yang ramping. Validasi portofolio terstandar. Saluran konsultasi untuk seni tradisi, disabilitas, dan komunitas minoritas. Penonaktifan sementara otomatis jika penerima absen dalam pelaporan dua periode berturut turut. Pengembalian hak setelah verifikasi ulang. Prinsipnya sederhana. Administrasi cukup untuk mencegah penyalahgunaan tetapi tidak menghalangi orang baik.

Koneksi dengan pasar harus eksplisit. Penerima mendorong permintaan lokal melalui belanja material, sewa ruang, dan layanan kreatif. Pemerintah daerah dapat memadukan program ini dengan komisi seni publik, residensi desa, dan festival berbasis komunitas. Hasil Irlandia menunjukkan manfaat fiskal bersih setelah memperhitungkan pajak yang kembali dan penghematan jaminan sosial. Ekosistem kreatif bekerja seperti pabrik ringan. Uang kecil berputar cepat.

Ukuran dan Evaluasi

Evaluasi dampak butuh rancangan kuasi eksperimental. Separuh penerima diundi dari daftar lulus. Separuh lain menjadi kelompok kontrol dengan kompensasi kecil untuk pelaporan. Pemerintah Irlandia menempuh pendekatan ini dan menghasilkan rilis awal pada Desember 2023 dan kajian lanjutan pada 2025. Keterbukaan data akan memudahkan debat kebijakan yang sehat. Indonesia dapat mempublikasikan statistik triwulanan dan laporan tahunan yang sederhana. Jumlah karya selesai, jam kerja kreatif, belanja lokal, indikator kesejahteraan. Penerbitan transparan mendorong perbaikan bertahap alih alih euforia sementara.

Beberapa keberatan patut dijawab sejak awal. Kekhawatiran ketergantungan dapat dipangkas lewat desain yang menempatkan tunjangan sebagai lantai pendapatan, bukan langit-langit. Besaran tiga hingga empat juta rupiah tidak mendorong berhenti bekerja, tetapi menutup kebutuhan dasar. Ketakutan akan banjir proposal dari non pelaku dapat ditekan dengan verifikasi portofolio, rekomendasi asosiasi, serta audit acak. Risiko politik bahwa program dianggap hibah modal sosial terselubung dapat dikurangi dengan ukuran keberhasilan yang terukur dan publikasi rutin. Kritik lama tentang program Belanda bisa menjadi pengingat agar pengumpulan karya oleh negara tidak menjadi tujuan. Pembelian karya atau koleksi negara sebaiknya tetap melalui kurasi terpisah, bukan bagian dari tunjangan.

Tata kelola lintas sektor menjadi kunci. Kemenkeu memastikan keberlanjutan hasil kelola dana. Kemenbud, Kemendikti, dan LPDP mengelola seleksi dan pelaporan. Kemenkraf menyambungkan ke subsektor industri kreatif. Pemerintah daerah menambal biaya hidup yang berbeda antar kota melalui dana padanan. Kemitraan filantropi dan korporasi dibuka dalam format kas atau natura studio, alat, ruang, promosi. Mekanisme ini bukan semata urusan kementerian kebudayaan. Ini rancangan industri kreatif yang matang.

Ukuran Keberhasilan Harus Realistis

Pertama, indikator kesejahteraan penerima membaik. Kedua, jam kerja kreatif bertambah dan karya rampung meningkat. Ketiga, belanja lokal tumbuh di toko alat seni, studio, percetakan, vendor panggung. Keempat, keterlibatan komunitas meningkat melalui kelas, lokakarya, kerja sama lintas disiplin. Irlandia menunjukkan korelasi positif itu. Temuan Finlandia dalam uji coba pendapatan dasar umum juga mencatat perbaikan fungsi dan kesejahteraan, relevan meski tidak spesifik untuk seni. Bukti berulang semestinya cukup untuk memberi keyakinan awal.

Jalur implementasi bisa dimulai hari ini tanpa menunggu regulasi besar. Permen teknis Dana Indonesiana dapat menambah satu skema tunjangan dasar perorangan dengan porsi kecil dari hasil kelola. Perubahan yang lebih formal menyusul untuk memasukkan kategori penopang ekosistem dalam aturan dana abadi. Tiga provinsi dengan kepadatan ekosistem seni seperti DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Bali menjadi laboratorium dua sampai tiga tahun. Audit kebijakan berlangsung per kuartal. Keputusan perluasan diambil berdasarkan data, bukan perasaan.

Peta jalan ini sejalan dengan mandat undang-undang pemajuan kebudayaan. Negara bukan sekadar pendana proyek. Negara adalah penjaga keberlanjutan ekosistem. Irlandia membuktikan pendapatan dasar untuk seniman dapat permanen dengan alasan ekonomi dan sosial. Prancis, Jerman, dan Amerika menunjukkan cara lain mengunci stabilitas, dari asuransi khusus hingga pendapatan terjamin berbasis kota. Korea Selatan menata payung hukum dan jaminan ketenagakerjaan untuk profesi seni. Indonesia punya dana abadi, jaringan kelembagaan, dan kebutuhan yang nyata. Kekurangan utama berada pada desain dan eksekusi.

Seni tidak menuntut belas kasihan, melainkan prediktabilitas minimum agar risiko kreatif layak diambil. Tujuan kebijakannya sederhana. Membeli waktu untuk berpikir, berlatih, dan bereksperimen. Memberi kepastian tipis agar keberanian artistik tumbuh tebal. Uang publik bekerja dua kali. Sekali untuk menyehatkan pelaku. Sekali lagi untuk menggerakkan ekonomi kreatif lokal. Negara mendapat imbalan lain berupa cerita yang lebih berani dan warganya yang lebih merasa pulang saat menatap panggung dan dinding pamer. Irlandia memilih melanjutkan. Indonesia dapat memulai versi sendiri tanpa mengorbankan kehati-hatian. Kebijakan seni yang baik dalam rancangan, disiplin dalam pelaksanaan, dan akuntabel pada hasil. Dengan kata lain, kebijakan seni yang membumi, namun pelan-pelan mengubah langit peradaban. Seni itu hujan yang membersihkan langit yang muram!

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
3/related/default